Semua kebenaran itu datang dari Allah SWT, jadi siapapun
yang menyampaikan kebenaran yang membaikkan,
terimalah !!!
Rizki Ananda
Banyak orang-orang hebat, cerdas dan sukses selektif sekali dalam
memilih seorang guru ataupun penasehat bagi pribadinya. Hal ini menyebabkan
golongan orang-orang seperti ini cenderung menutup diri dari
komunitas-komunitas pembelajaran tertentu. Mereka beranggapan bahwa, jika
mereka mendengar nasehat dari seseorang yang berpendidikan lebih rendah dari
dia, itu sama saja meremehkan dirinya dan hal tersebut seperti sebuah pelecehan
baginya, sehingga membuat mereka merasa malu dan rendah.
Lebih lanjut, orang-orang yang sukses dan tidak menginginkan
pembelajaran seperti diatas. Rata-rata adalah orang yang tidak bijak. Jika
mereka menjadi pemimpin mereka akan menjadi seorang yang mengutamakan
keputusannya, kehendaknya dan cara-caranya. Jika dia menjadi seorang karyawan
biasa, dia akan menjadi karyawan yang sulit mendapatkan promosi kerja, karena tidak
akan ada yang menyukai kesombongannya untuk dia dianggap pantas menjabat
jabatan yang lebih tinggi. Kemudian seandainya dia seorang pelajar, dia akan
menjadi orang yang memiliki wawasan sempit, karena dia merasa guru/dosennya
sudahlah cukup menjadi penasehat/guru bagi hidupnya, sedangkan orang yang yang
tidak sederajat dengannya/lebih rendah derajatnya dari dirinya mereka anggap
sebagai golongan orang yang tidak perlu didengarkan jika dia bicara. Jika
mereka dinasehati oleh orang-orang yang mereka anggap rendah derajatnya tadi
mereka akan bilang dalam hatinya “tahu diri dulu donk ngasih nasehat
orang/ngajarin orang, emang kamu siapa ?, berpendidikan tidak, sekolah tidak,
berani-beraninya menasehati orang macam saya”. Begitulah kira-kira hal
yang akan terlintas dibenak orang yang tidan membuka dirinya bagi keuniversalan
nasehat yang mengguruinya—seorang yang kecil menasehati seorang yang besar.
Mari imajinasikan kisah berikut..
Disebuah desa terpencil bernama desa “imajinasi”, hiduplah seorang anak
muda bernama Kiris. Kiris adalah seorang siswa kelas 2 SMP yang cerdas. Hanya
saja dia adalah anak seorang petani bayaran dikampung imajinasi, sehingga
membuat penampilan dia selalu lusuh tatkala beraktivitas sehari-harinya, karena
dia tidak memiliki baju. Kiris adalah anak yang suka sekali membaca buku yang
berkaitan erat dengan tumbuh-tumbuhan, terutama tetumbuhan obat/beracun—dia
menjadi sangat fasih sekali jika diajak berbicara tentang hal tersebut.
Suatu ketika saat hari liburan tiba, banyak sekali para
perantau-perantau dari desa imajinasi berdatangan. Rata-rata mereka yang pulang
adalah orang-orang yang sukses dan kaya dirantaunya, yang berasal dari Jakarta.
Salah satunya sebut saja, pak Rendi, pak Rendi ini adalah seorang Manager SDM
bank internasional yang memiliki cabang di Jakarta. Pak Rendi pulang liburan ke
kampung imajinasi bersama keluarganya dan seorang yang agak asing saat banyak
warga meliriknya yang diperkenalkannya sebagai bosnya, yang tak lain dan tak
bukan seorang Direktur Utama Bank asing yang bercabang dijakarta tersebut.
Bapak itu bernama pak Jamson. Pak jamson ini adalah orang yang penampilannya
berkelas dan datang dengan mobil pribadinya sendiri yang mobilnya itu jauh
lebih mewah dari mobil pak Rendi yang selaku managernya. Pak jamson datang ke
kampung untuk menghibur diri melihat kampung imajinasi.
Suatu pagi Pak Jamson pergi berjalan-jalan mengililingi ladang perbukitan
yang diikuti juga dengan banyak pembantunnya. Ketika dalam perjalanan, pak
Jamson bertemu dengan sosok anak dekil yang pulang dari sawah membawa cangkul
yang tak lain tak bukan bernama Kiris. Kiris malu-malu menyapa pak Jamson yang tengah
beristirahat. Karena melihat arah tujuan Pak Jamson, Kiris pun memberi
penjelasan tentang kondisi daerah tujuan Pak Jamson, kondisi jalan disana,
kondis perairan disana, dan kemudian berbicara lebih banyak tentang
tanaman-tanaman apa yang ada disana. Mulai dari ranaman yang bisa dibuat
sayuran sampai tanaman yang sangat beracun. Kiris bercerita dengan sangat
antusias di bawah pohon tempat Kiris berpapasan dengan Pak Rendi dan kawan
kawannya yang sedang beristirahat. Namun, saat Kiris bercerita panjang lebar
kepada Pak Jamson dan kawan-kawannya, Pak Jamson dkk. pura-pura tidak
mendengar, karena mereka merasa jengkel diajari hal-hal yang mereka sebenarnya
sudah cukup ketahui dari Pak Rendi diaman kemudian diulang oleh anak kecil
tadi. Hanya saja Pak jamson tidak tahu sebetulnya penjelasan Pak Rendi tentang
tanaman-tanaman disana tidak serinci penjelasan Kiris yang lebih detail.
Sehingga ketika Kiris belum selesai menjelaskan terkait tumbuhan beracun disana,
Pak Jamson dkk. malah angkat kaki dan pergi dari tempat peristirahatan mereka
tersebut, tanpa mengucapkan terimakasih dan mendapat penjelasan yang lengkap
dari Kiris yang termangu-mangu heran melihat sikap Pak Jamson.
Beberapa selang waktu dari perjumpaan dengan Kiris, Pak Jamson dkk.
Beradalah disuatu tempat yang memiliki pepohonan rimbun yang memiliki berbagai
macam jenis sayuran, buah-buahan kecil dan berbagai jenis bunga yang bunganya
memiliki warna unik. Cukup lama, Pak jamson dkk, mengililingi dan melihat-lihat
pemandangan ditempat itu. Kemudian beristirahatlah mereka didekat pepohonan
kecil berjumlah banyak setinggi pinggang menyerupai bunga. Tanpa sadar, Pak
Jamson tersontak penasaran melihat tetesan air yang bewarna kuning menyerupai
madu keluar dari bunga-bunga pohon disampingnya itu. Karena tercium bau harum
dari air itu, dengan amat penasaran Pak Jamson meminumnya. Rasanya tidak
sepekat madu dilidahnya, tapi agak manis bercampur pahit. Beberapa hisapan
diminum Pak Jamson. Kemudian diikuti pembantu-pembantunya. Beberapa lama
kemudian, semua yang meminum air itupun langsung pusing, mual, matanya kabur dan
terlelap sampai tak sadarkan diri. Merekapun koma, karena madu bunga yang
diminumnya itu, adalah racun, yang akan bekerja seperti racunnya uular kobra
jika mengalir kedalam darah. Pak Jamson dkk, akhirnya meninggat ditempat karena
sudah tidak tertolong dan tidak ada yang bisa menolong kala itu.
Seandainya Pak Jamson dan kawan-kawan lebih ikhlas membuka dirinnya
untuk dinasehati, kematian tidak akan datang secepat itu dalam hidup Pak
Jamson.
Sadarilah, ikhlaslah, menerima apapun nasehatnya, pelajaran yang
diberikan siapun pembicaranya, apakah itu dari orang yang diremehkan banyak
orang/lemah, dari orang yang miskin dan tak berpendidikan, atau itu hanya dari
anak kecil sekalipun, terimalah !! Karena kebaikan/kebenaran bukan datang dari
mereka, kebenaran/kebaikan itu datang dari yang Maha Ada Allah SWT sang
pencipta.
Life is The Hunt, we are The Hunters
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon kritik dan sarannya, karena kritik adalah bentuk kasih sayang yang sangat membangun.... !
Terimakasih..
Salam pemburu